Sabtu, Februari 02, 2008

Barangsiapa yang berdzikir dan berdo’a hendaknya agar selalu berusaha menghadirkan hatinya dengan mengingat keagungan, kekuasaan dan ke Maha Ilmuan Allah  atas segala sesuatu, sehingga hanya Allah  yang berhak di sembah.
Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah , yang menerangkan tentang keutamaan-keutamaan dzikir dan do’a, kita ungkapkan sebagian kecil di sini, di antaranya:
Allah  berfirman:
                           
“Hai orang-orang yang beriman berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohon ampunan untukmu) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan menuju cahaya (yang terang) dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman”. (QS. Al Ahzab: 41-43).
       
“Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat-Ku).” (QS. Al Baqarah: 152).
 •          •          •   ••    • •  
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS. Al Ahzab: 35).
    •    •            
“Sesunguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring”. (QS. Ali Imran: 190-191).
             
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh) maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya (memperbanyak dzikir dan do’a) agar kamu beruntung”. (QS. Al Anfa : 45).
   •         
“Apabila kamu telah meyelesaikan ibadah hajimu, maka berdzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana engkau menyebut-nyebut(membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu…”.(QS. Al Baqarah: 200).
      •         •    
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah, barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi”. (QS. Al Munafiqun: 9).
             •        
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual-beli dari mengingat Allah dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat, mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang”. (QS. An Nur: 37).
                 
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. Al A’raf: 205).
                
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (QS. Al Jumu’ah: 10).
Memperbanyak dzikir kepada Allah  serta berdo’a kepada dzat yang Maha Suci suatu hal yang disunnahkan pada setiap saat dan kesempatan, baik di waktu pagi maupun pada waktu petang, ketika hendak tidur maupun ketika bangun, ketika keluar dan masuk rumah, serta ketika keluar dan masuk masjid, sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat terdahulu dan juga ayat-ayat berikut:
      
“Dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu pada waktu petang dan pagi”. (QS. Ghafir: 55).
         
“Dan bertasbihlah sambil memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya)”. (QS. Qaaf: 39).
           
“Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka mencari keridhaan-Nya”. (QS. Al An’am: 52).
       
“Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka, hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang”. (QS. Maryam: 11).



            
“Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri (bangun dari tidur). Dan bertasbihlah kepada-Nya pada beberapa saat di malam hari dan waktu terbenam bintang-bintang (di waktu fajar)”. (QS. Ath Thuur: 48-49).
           •     
“Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan waktu kamu berada di waktu subuh, dan bagi-Nya lagi segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari dan di waktu kamu berada di waktu dzuhur”. (QS. Ar Rum: 17-18).
       •        
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Ghafir: 60).



              
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku”. (QS. Al Baqarah: 186).
                   •  •      
“Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya, dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al A’raaf: 55-56).
 •       
“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepadanya. Dan yang menghilangkan kesusahan”. (QS. An Naml: 62).

Dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Uqbah bin Amir  ia berkata:
(( خَرَجَ رَسُولُ اللهِ  وَنَحْنُ فِي الصُّفَّةِ, أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَوْمٍ إِلىَ بَطْحَانَ وَإِلىَ الْعَتِيْقِ فَيَأْتِيْ بِنَاقَتَيْنِ كُوْمَاوَيْنِ فِيْ غَيْرِ إِثْمٍ وَلاَ قَطْعِ رَحِمٍ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ نُحِبُّ ذَلِكَ. قَالَ: أَفَلاَ يَغْدُوْ أَحَدُكُمْ إِلىَ الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمُ أَوْ يَقْرَأُ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللهِ  فَكَانَ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ اْلإِبِلِ ))
“Suatu ketika Rasulullah  keluar (dari rumah beliau) sedang kami berada di Shuffah (suatu tempat para shahabat berkumpul di samping masjid) kemudian beliau bertanya: “Siapa di antara kalian yang suka pergi ke Bathhan atau Al Atiq kemudian pulang dengan membawa dua ekor unta yang bagus-bagus tanpa berbuat dosa atau memutuskan tali persaudaraan? kami menjawab: “Kami semua ingin akan hal tersebut” Rasulullah  bersabda: “Mengapa engkau tidak pergi ke masjid maka di sana engkau bisa belajar atau membaca dua ayat dari kitab Allah  maka hal tersebut akan lebih baik dari dua unta dan bila belajar atau membaca tiga ayat atau empat ayat maka akan lebih baik dari tiga atau empat unta dan selanjutnya setiap hitungan sama dengan hitungan unta”. (HR Muslim).
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Utsman bin Affan  dari Nabi , beliau bersabda:
(( خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ ))
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya". (HR. Bukhari).
Dalam shahih Muslim dari Abi Umamah Al Bahili  ia berkata, telah bersabda Rasulullah  :
(( اقْرَأُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ ))
“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at bagi orang yang membacanya”. (HR. Muslim).
Dalam hadits riwayat Muslim yang lain dari An Nawas bin Sam’an  menyatakan bahwa Rasulullah  bersabda:
(( يُؤْتَى بِالْقُرْآنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَهْلِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ بِهِ تَقْدُمُهُ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ وَآلِ عِمْرَانَ وَضَرَبَ لَهُمَا رَسُولُ اللهِ  مِنْ ثَلاَثَةِ أَمْثَالٍ مَا نَسِيْتُهُنَّ بَعْدُ. قَالَ : كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ أَوْ ظُلُمَتَانِ سَوْدَاوَانِ بَيْنَهُمَا شَرَقٌ أَوْ كَأَنَّهُمَا حِزْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا ))
“Akan datang Al-Qur’an bersama ahlinya yang mengamalkannya. Yang paling depan adalah surat Al-Baqarah dan surat Ali-Imran. Rasulullah  memberikan tiga permisalan yang tidak akan aku lupakan selamanya: “Seakan-akan surat Al-Baqarah dan surat Ali Imran seperti dua awan atau dua kegelapan yang pekat sedangkan di antara keduanya terdapat berkas cahaya yang terbit. Atau seakan-akan seperti dua kelompok kumpulan burung-burung yang membela pemiliknya masing-masing”. (HR Muslim).
Dari Abdullah bin Mas’ud , ia berkata; Aku mendengar Rasulullah  bersabda:
(( مَنْ قَرَأَ حَرْفاً مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُوْلُ    حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ ))
“Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebajikan, sedangkan satu kebajikan dilipat-gandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf". (HR. Tirmidzi dengan sanad hasan).
Banyak sekali hadits-hadits Rasulullah  yang telah menetapkan keutamaan dzikir, tahmid, tahlil, tasbih, do’a dan istighfar pada setiap waktu, terutama pada penghujung malam dan siang, sesudah shalat-shalat fardhu yang lima. Kami sebutkan di antaranya:
(( سَبَقَ الْمُفَرِّدُوْنَ، قَالُوْا: يَا رَسُولَ اللهِ مَنِ الْمُفَرِّدُوْنَ؟ قَالَ: الذَّاكِرُوْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَات ))
“Telah mendahului kalian orang-orang yang istimewa, para shahabat bertanya: “Siapakah orang-orang istimewa itu wahai Rasulullah?”. Rasulullah  menjawab: “Orang-orang yang istimewa adalah laki-laki dan perempuan yang selalu berdzikir kepada Allah ” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).


Beliau  juga bersabda:
(( أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلىَ اللهِ أَرْبَعٌ: سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, لاَ يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَ ))
“Bersabda Rasulullah : "Perkataan yang paling di sukai oleh Allah  ada empat, yaitu; Subhanallah, walhamdu lillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji hanya milik Allah, tiada sesembahan yang haq kecuali Allah, dan Allah Maha Besar). Tiada masalah darimana ucapan tersebut engkau mulai". (HR. Muslim).
Demikian pula dalam riwayat Muslim dari Sa'ad bin Waqqas  berkata:
(( جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى رَسُولِ اللهِ  فَقَالَ: عَلِّمْنِيْ كَلاَمًا أَقُوْلُهُ، قَالَ : قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ، فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ هَؤُلاَءِ لِرَبِّيْ فَمَا لِيْ ؟ قَالَ : قُلِ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَارْزُقْنِيْ ))
“Pernah datang kepada Rasulullah  seorang baduwi seraya berkata: “Ajarkanlah kepadaku suatu ucapan yang selalu aku ucapkan”. Rasulullah  menjawab: “ucapkanlah:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَزِيْزِ الْحَكِيْمِ
"Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, Allah Maha Besar, segala puji hanya milik Allah dengan sebanyak-banyak pujian, Maha suci Allah Penguasa semesta alam, tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana”.
Orang tadi berkata: “Wahai Rasulullah, itu semuanya ditujukan kepada Tuhanku, mana yang ditujukan untuk diriku sendiri? Rasulullah menjawab: ”Katakanlah; Ya Allah ampunilah aku, berilah aku rahmat dan berilah aku petunjuk serta berilah aku rizki”. (HR. Muslim).
Rasulullah  juga bersabda:
(( الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ : سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ ))
“Al Baqiyyaatush shaalihaat adalah: “Subhaanallah, wal hamdulillah, wa laa ilaaha illallah, wa Allahu Akbar, wa laa haula walaa quwwata illa billah (Maha Suci Allah, segala puji hanya milik Allah, tiada sesembahan yang haq kecuali Allah, dan Allah Maha Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah)”. (HR. An Nasa’i dan hadits shahih menurut Ibnu Hibban dari Abi Sa’id Al Khudri).
Rasulullah  bersabda:
(( مَا عَمِلَ ابْنُ آدَمَ عَمَلاً أَنْجَا لَهُ مِنْ عَذَابِ اللهِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ))
“Tidak ada amalan anak cucu Adam yang lebih menyelamatkan dari siksaan Allah kecuali dzikir kepada Allah”. (HR Ibnu Abi Syaibah dan Ath Thabrani dengan sanad hasan dari Mu’adz bin Jabal ).
Mu’adz bin Jabal  berkata:
(( قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ وَأَرْفَعُهَا فِيْ دَرَجَاتِكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوْا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوْا أَعْنَاقَكُمْ، قَالُوْا: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ, قَالَ: ذِكْرُ اللهِ ))
“Bersabda Rasulullah : “Maukah aku tunjukkan kepadamu sebaik-baik amal dan yang paling mulia di sisi Tuhanmu serta yang paling dapat meninggikan derajatmu, lebih baik dari emas dan perak yang engkau infakkan, dan lebih baik dari engkau berhadapan dengan musuh-musuhmu sampai engkau menebas batang leher mereka dan merekapun menebas batang lehermu? Para sahabat menjawab: “Tentu wahai Rasulullah”. Rasulullah  bersabda: “Berdzikir kepada Allah”. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad yang shahih).
Rasulullah  bersabda:
(( لاَ يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ  إِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ ))
“Tidaklah duduk suatu kaum untuk dzikir kepada Allah  kecuali para malaikat mengelilingi mereka, diliputi oleh rahmat, dan hadir kepada mereka ketenangan dan Allah  menyebut–nyebutnya kepada siapa saja yang ada di sisi-Nya”. (HR. Muslim dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id).
Beliau  juga bersabda:
(( مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، عَشْراً، كَانَ كَمَنْ أَعْتَقَ رَقَبَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ ))
"Barang siapa yang mengucapkan:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya saja segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. [sepuluh kali], Adalah seperti memerdekakan budak dari putera Nabi Isma’il ". (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Ayyub).
Dalam hadits riwayat Bukhari dan muslim dari Abu Hurairah , bahwasanya Rasulullah  bersabda:
(( مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، فِيْ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلُ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزٌ مِنْ شَيْطَانِ يَوْمِهِ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلاَّ رَجَلٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ، وَمَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ فِيْ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ ))

“Siapa yang mengucapkan:
لا إِلَهَ إِلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Tiada Ilah yang berhak di sembah melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya seluruh kekuasaan dan segala pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu", dalam satu hari seratus kali, maka baginya sama seperti orang yang memerdekakan sepuluh hamba sahaya dan akan ditulis baginya seratus kebaikan dan dihapus darinya seratus dosa. Baginya penjagaan dari gangguan syetan pada hari tersebut sampai datang malam. Tidak ada orang yang datang membawa suatu amal yang lebih baik darinya, kecuali orang yang mengamalkannya lebih banyak dari pada itu".
Siapa yang mengucapkan:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
"Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya", dalam satu hari seratus kali maka akan dihapus dosa-dosanya walaupun dosa itu seperti buih di lautan”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Terdapat juga dalam shahihain dari Rasulullah , beliau bersabda:
((كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلىَ الرَّحْمَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ العَظِيْمِ))
“Ada dua kalimat yang ringan diucapkan dengan lisan, disukai oleh Ar Rahman (Allah) dan berat pada timbangan yaitu:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ العَظِيْمِ
“Maha Suci Allah dan dengan segala pujian-Nya, Maha Suci Allah lagi Maha Agung”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Imam Tirmidzi dan lainnya meriwayatkan dengan sanad hasan dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah  bersabda:
(( مَا قَعَدَ قَوْمٌ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرُوا اللهَ فِيْهِ  وَلَمْ يُصَلُّوْا عَلىَ النَّبِيِّ  إِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ تِرَةٌ فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ فَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُمْ ))
"Tidak duduk satu kaum di suatu tempat mereka tidak berdzikir kepada Allah  dan bershalawat atas Nabi Muhammad  kecuali mereka akan mendapat kehancuran. Bila Allah menghendaki maka akan menyiksanya dan bila Dia menghendaki maka akan mengampuninya”. (HR. Tirmidzi).
Aisyah Radhiallahu ‘anha berkata:
(( كَانَ النَّبِيُّ  يَذْكُرُ اللهَ عَلىَ كُلِّ أَحْيَانِهِ ))
“Adalah Rasulullah  senantiasa berdzikir kepada Allah  pada setiap saat”. (HR. Muslim).
Demikian diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah  bahwasanya Rasulullah  bersabda:
(( مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِيْ بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ, وَمَنْ أَبْطَأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ ))
“Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam satu rumah dari rumah-rumah Allah, untuk membaca kitab Allah dan saling mengkajinya di antara mereka, melainkan akan turun atas mereka ketenangan dan mereka diliputi oleh rahmat, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah menyebut-nyebut kepada siapa yang ada di sisi-Nya, dan siapa yang berlambat amalnya, maka tidak bisa dipercepat oleh nasabnya”. (HR. Muslim dalam kitab shahihnya).
Dalam shahihain dengan lafadz Muslim dari Abu Bakar  bahwasanya dia berkata:
(( يَا رَسُولَ اللهِ! عَلِّمْنِيْ دُعَاءً أَدْعُوْ بِهِ فِيْ صَلاَتِيْ وَفِيْ بَيْتِيْ. قَالَ رَسُولُ اللهِ: قُلْ اللَهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيْرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُورُ الرَّحِيْم ))
“Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku do’a agar aku berdo’a dengannya dalam shalatku dan di rumahku! Rasulullah menjawab: “Katakanlah:
اللَهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيْرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُورُ الرَّحِيْم
“Sesungguhnya aku telah banyak mendzalimi diriku sendiri, tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa itu kecuali Engkau, oleh karena itu ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan limpahkan kepadaku rahmat-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Pengasih”.
Dari Nu’man bin Basyir  dari Nabi Muhammad  bersabda:
(( الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ ))
“Do’a itu adalah ibadah. (HR. empat Ashhabus sunan dengan sanad yang shahih).
Dari Ibnu Umar  ia berkata: “Rasulullah  sering berdo’a:
(( اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ ))
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu, dari berubahnya afiat-Mu, dari bencana yang datang tiba-tiba dan dari semua kemurkaan-Mu". (HR. Muslim dalam kitab shahihnya).
Diriwayatkan dari Ibnu Umar , bahwa Rasulullah  selalu berdo’a:
((اللَّهُمَّ إِنّيِ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ العَدُوِّ وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاء))
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari tekanan hutang, tekanan musuh, dan kegirangan musuh-musuh atas bencana yang menimpaku”. (HR. Nasa'i dan hadits shahih dari Al Hakim).
Dari Buraidah  ia berkata: “ bahwa Nabi  berdo’a:
(( اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الأَحَدُ الصَّمَدُ الذِّي لمَْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ : لَقَدْ سَأَلَ اللهَ بِاسْمِهِ الَّذِيْ إِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى وَإِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ ))
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu bahwa aku bersaksi sesungguhnya Engkaulah Allah, tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Engkau yang Maha Esa, Dzat yang bergantung kepada-Nya semua makhluq, yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, tidak ada satupun sekutu bagi-Mu”. Maka Rasulullah bersabda: “Dia telah meminta kepada Allah dengan menyebut nama-Nya, yang bila ia diminta selalu memberi dan bila dimohon selalu mengabulkan”. (Diriwayatkan oleh empat penyusun kitab sunan dan hadits ini dari shahih Ibnu Hibban).
Dari Abu Hurairah  ia berkata bahwa Rasulullah  bersabda:
(( اللَّهُمَّ اغْفِرْ ليِ خَطِيْئَتِي وَجَهْلِي وَإِسْرَافيِ فِي أَمْرِي وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي ، اللَّهُمَّ اغِفِرْ ليِ جِدِّي وَهَزْليِ وَخَطَئِي وَعَمْدِي وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي، اللَّهُمَّ اغْفِرْ ليِ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ المُقَدِّمُ وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر ))
“Ya Allah, ampunilah aku dari kesalahanku, kebodohanku, dan berlebih-lebihan dalam urusanku yang Engkau lebih tahu dariku, Ya Allah Ampunilah kesungguhanku, senda gurauku, kekeliruanku, kesengajaanku, yang semuanya itu ada padaku. Ya Allah ampunilah aku dari apa yang aku dahulukan, yang aku akhirkan, yang aku rahasiakan, dan yang aku beberkan yang Engkau lebih tahu dariku, Engkaulah Dzat Yang Mendahulukan, dan Engkaulah Dazat Yang mengakhirkan, dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Hadits Muttafaq alaih).
Dari Anas  ia berkata: “ Bahwa Rasulullah  selalu berdo’a dengan do’a di bawah ini:
(( اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي وَارْزُقْنِي عِلْمًا يَنْفَعُنِي ))
“Ya Allah berilah manfaat bagiku dengan apa yang Engkau ajarkan kepadaku, ajarkanlah kepadaku apa yang bermanfaat bagiku dan berilah aku ilmu yang bermanfaat bagiku”. (HR. Nasa'i dan Hakim).
Dari Abu Hurairah  ia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah  bersabda:
(( وَاللهِ إِنِّيْ َلأَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِيْنَ مَرَّةً ))
“Demi Allah, aku beristighfar (mohon ampunan) kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya setiap hari lebih dari tujuh puluh kali. (HR. Bukhari).
Dari Ibnu Umar  ia berkata: “Kami menghitung dalam satu majlis, Rasulullah  membaca do'a sampai seratus kali, yaitu:
(( رَبِّ اغْفِرْ ليِ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الغَفُوْر ))
“Tuhanku, ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Pengampun”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan ia berkata: Hadits hasan shahih).
Dari Syaddad bin Aus  dari Nabi Muhammad  beliau bersabda: “Sayyidul (penghulu) Istighfar adalah:
(( اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ ليِ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ ))
“Ya Allah Engkaulah Tuhanku, tidak ada Ilah yang berhak disembah melainkan Engkau, Engkaulah yang telah menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu, aku ada dalam perjanjian-Mu dan janji-Mu, dengan segenap kemampuanku, aku berlindung diri kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat, aku mengakui kepada-Mu Akan nikmat-Mu yang Kau berikan kepadaku, dan aku mengakui akan dosaku, maka ampunilah aku sebab sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau”. (HR. Bukhari dalam kitab shahihnya).
Banyak sekali ayat-ayat dan hadits-hadits yang sudah dikenal yang menjelaskan tentang keutamaan dzikir, do’a dan istighfar.
Maka himpunan do’a dan dzikir yang Allah  telah mudahkan yang terdapat dalam riwayat shahih dari Nabi , yang disyari’atkan baik sesudah shalat lima waktu, pada waktu pagi maupun petang hari, waktu hendak tidur atau bangun tidur, disaat masuk atau keluar rumah, saat masuk atau keluar masjid ketika bepergian maupun kembali, saya beri judul:
( تُحْفَةُ اْلأَخْيَارِ بِبَيَانِ جُمْلَةٍ نَافِعَةٍ مِمَّا وَرَدَ فِي الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ الصَّحِيْحَةِ مِنَ اْلأَدْعِيَّةِ وَاْلأَذْكَارِ )
“Kumpulan do’a dan dzikir pilihan yang bermanfaat, bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang shahih”
Sebagai ringkasan dari riwayat yang shahih dari Nabi  tanpa tambahan yang lain. Dengan harapan semoga dapat menjadi bekal dan penolong bagi seorang muslim dengan kehendak Allah  dalam berbagai kesempatan yang telah disebutkan. Disertai dengan hadits-hadits tentang keutamaan dzikir dan do’a.
Aku nasihatkan kepada setiap muslim dan muslimah agar mempergunakan do’a dan dzikir ini di setiap waktu sebagai pengamalan ayat-ayat dan hadits-hadits di atas. Kepada Allah  juga aku memohon agar dapatlah kiranya hal ini memberikan manfaat bagiku dan bagi segenap kaum muslimin. Allah-lah yang Maha Benar dan Maha Mulia, semoga shalawat serta salam selalu terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad  beserta keluarganya dan para sahabatnya.



selanjutnya.........